Sampai detik ini aku masih kebingungan dengan perasaan juga statusku, rasa tidak ingin kehilangan juga rasa tidak ingin memiliki menjadi satu dalam hidupku. Setiap malam datang aku takut sendirian aku selalu ingin dia ada didekatku.. selalu ingin malam ini tidak pernah ada, ku ingin terus melihat matahari. Perjalanan kisah cintaku kurasa seperti sebuah mimpi, terasa indah namun aku tak menyadari keindahan itu nyata. Bagiku semunya hanyalah semu, wajahnya, matanya, senyumnya dan hal-hal yang indah darinya kurasa hanyalah sebuah banyangan yang nantinya pasti menghilang jika kudekati. Sebentar lagi subuh aku tetap masih tidak ingin tidur, mata ini ku paksa untuk tetap terjaga agar hal-hal yang menakutkanku tidak akan kurasakan. aku sangat tidak menyukai sesuatu yang gelap, apalagi harus tertidur ditempat yang gelap. Rasanya dadaku sesak bila harus berada ditempat yang gelap. Oh ya namaku Ebby dan ini kisahku.
Aku seorang karyawan swasta di Gorontalo. aku memiliki seorang kakak dan seorang adik. itu artinya aku anak yang ke dua. Kakakku namanya Galdi dan adikku namanya Wendi, aku memiliki seorang ayah yang bertugas sebagai anggota kepolisian di Gorontalo dan ibuku sudah meninggal 12 tahun yang lalu. Ayahku sudah menikah lagi dengan seorang wanita yang memiliki satu anak perempuan nama ibu tiriku itu Rima dan anaknya Friska. Ibu tiriku ini masih berdarah sunda-gorontalo. Saat ibuku meninggal dia sempat berpesan padaku untuk menjaga kakak dan adikku, bagiku ibuku adalah orang yang paling kuat dan paling sabar juga tabah dalam menghadapi ayahku juga adik dari ayahku yang cerewet itu. terkadang ibuku sering menjadi bulan-bulanannya ayahku jika dia pulang dari kantor dalam keadaan mabuk. aku jadi heran pada ayahku sendiri bukanya dia polisi. penegak hukum tapi kok sering m,elanggar hukum itu sendiri ya..?
terkadang perbuatan ayahku pada ibuku membuatku menjadi sangat membencinya. aku terkadang bertanya pada ibuku saat malam mulai datang dan ayahku tak kunjung pulang. "Mama, papa ini ada dimana..?" dan ibuku selalu menjawab "Papamu ada dikantor, ada piket.!" jawaban yang selalu membuatku jenuh pasalnya kalo piket kenapa harus setiap malam dan kenapa juga setiap pulang piket itu kendaraan ayahku selalu kudapati dari arah timur bukan barat. kan kantor ayahku ada didesa boludawa bukan di lombongo. aneh... sempat beberapa kali ku dengar pertengkaran antara ibuku dan ayahku. pertengkarang yang selalu membuat seisi rumah terdengar gaduh. tidak ada barang-barang yang pecah hanya suara besar ayahku dan juga ibuku yang terdengar. pertengkaran yang hanya terjadi disaat-saat semua orang sudah pada terlelap tidur. aku tau ibuku tidak pernah marah pada ayahku saat dia pulang dari pacarnya itu siang hari karna ibu takut orang-orang pada datang dirumahku hanya untuk mencari tau info terbaru pertengkaran mereka. ibuku juga sempat beberapa kali menemui kekasih ayahku tapi ibuku tidak pernah bilang apa-apa.. marah pada pacar ayahkupun ibuku tidak. malah setiap ada pesta keluarga yang nggak sengaja mempertemukan mereka ibuku hanya bersikap seola-olah tidak terjadi apa-apa.. baginya itu resikonya bersuamikan polisi dan hal ini bunya hanya baru kali ini saja dia alami bahkan saat aku masih diperutnyapun ayahku sering sekali meninggalkannya. Tapi ibuku walaupun ayahku sering memperlakukannya kasar dia tidak pernah mengajarkan anak-anaknya untuk membenci ayahnya. bahkan ibuku masih tetap berbakti pada ayahku setiap pulang kantor walaupun ayahku jarang memberikan uang belanja padanya dia selalu mencoba dengan segala upaya agar setiap bangun pagi sudah ada kopi hangat untuk ayahku. aku tak tau dari mana datangnya uang ibuku sebanyak itu dan tak pernah ada habisnya. yang kutau setiap hari ibuku membuat kue perahu yang dijual didepan rumah. dan kue itu tidak banyak. kalaupun laku keuntungannya cuma 10ribu saja. tapi setiap hari dia tidak pernah lupa memberikan uang jajan padaku, kakakku dan juga adikku. bahkan dia juga tidak pernah lupa membeli susu untuk anak-anaknya. aku saja saat ibuku masih hidup tidak pernah dikasih ayahku uang yang ada ibuku yang selalu memberikan uang. setiap kali kuminta uang pada ayahku dia selalu bilang dia nggak punya uang.. kalo aku maksa sering dia bilang "papa ini tidak ada uang, ti nou mo suru b curu ti papa ini..?" ah... jika sudah mendengar ucapannya itu aku terkadang malas, kadang aku menjawab. "baru ti papa terima-trima gaji ini cuma ada buat apa..?" kalau aku bilang begitu pasti ibuku memanggilku dan menegurku, dan biasanya ibuku bertanya "memang ou minta uang mau dibuat apa..?" "mau beli gula-gula (permen)" "daripada beli permen lebih baik masak milu kering dibuat kaya popcorn". Ibuku adalah ibu yang ku sebut kreatif, karna ketika anaknya merengek-rengerk minta di belikan sesuatu dia pasti akan mengajarkan sesuatu yang lebih baik dan tidak pernah membuat kita kecewa. Aku ingat waktu itu adikku minta dibelikan mobil-mobilan agar dia bisa main dengan sepupu-sepupu yang lain, tapi waktu itu jawaban ayahku sama seperti dia memjawab keaku. dan ibuku seperti biasa dia membuatkan adikku sebuah mobil-mobilan dari kaleng plastik yang hasilnya tidak kalah bagus dari kepunyaan sepupu yang lain. sejak saat itu ibuku selalu mengajarkan kami bertiga untuk selalu bersyukur dengan apa yang kita punya. aku pernah menceritakan kepada ibuku dan ayahku tentang temanku yang sering disiksa ibu tirinya tapi tanggapan ayahku mungkin anak itu nakal sendangkan ibuku cuma bilang "suru temanmu datang kerumah, nanti mama mau kasih uang sama dia". aneh ibuku belum kenal temanku tapi tanggapannya begitu. ibuku adalah orang yang senang bangat membantu orang lain dia bilang kalau kita sering membantu orang lain suatu saat akan ada orang yang membantu kita saat kita kesusahan.